Matinya Wisata saat Pagebluk

Sejak terjadinya wabah covid 19 yang dimulai dari Wuhan, Thiongkok maka banyak hal yang terdampak. Ini karena upaya pencegahan penularan yang salah satunya dengan mengurangi atau bahkan sama sekali meniadakan mobilitas. Sebagian negara menerapkan pembatasan mobilitas dan sebagian lain lagi menerapkan kebijakan meniadakan mobilitas.

Kondisi ini tentu berdampak pada industri pariwisata yang sangat tergantung pada mobilitas orang. Namanya juga wisata, maka hampir dipastikan terjadi mobilisasi orang baik itu domestik maupun internasional.

Baca juga: Tidak Istiqomah dan Akhirnya Mbolang ke Batu

Maka bisa dipastikan industri pariwisata pingsan atau mati suri. Negara-negara yang sektor pariwisatanya memberikan kontribusi besar pada perekonomian akan langsung porak poranda ekonominya. Begitu daerah-daerah di Indonesia yang mengadalkan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonominy seperti Bali maka akan langsung lesu.

Beberapa tempat wisata memang sudah dibuka. Tapi dengan adanya protokol kesehatan yang harus diterapkan maka ini tetap menjadi kendala. Pemabatasan penumpang dalam transportasi membuat harga tiket naik. Biaya perjalanan menjadi mahal.

Pariwisata akhirnya berbiaya mahal. Padahal di satu sisi orang-orang pada menahan uangnya dan hanya membelanjakan pada kebutuhan pokok dan mendesak saja. Ancaman resesi dan belum jelas kapan berakhirnya pandemi membuat orang berfikir realistis.

Semoga pandemi cepat berlalu.